Peta Papua, Ilustrasi foto |
ZONAPAPUA - Beberapa bulan terakhir kita ketahui Papua terus bergejolak. Suara tuntutan Papua untuk merdeka semakin mengusik ketenangan Jakarta dalam bermain peran sentralnya di Papua.
Dalam persoalan tuntutan itu, banyak orang non Papua yang salah dalam menanggapi pejuangan kemerdekaan Papua. Mereka beranggapan perjuangan Papua untuk merdeka adalah masalah Papua sendiri. Dalam artian masalah bangsa Melanesia ras Negroid yang mendiami bumi cenderawasih. Berangkat dari pandangan ini membuat mereka diam dan memusuhi orang Papua.
Sederhananya, seperti kejadian di Jogja belum lama ini. Sudah rasis sebelum nengetahui mengapa perjuangan kemerdekaan Papua terjadi selama ini?
Dalam memandang persoalan tuntutan kemerdekaan Papua. Berikut ini merangkum 5 poin yang perlu anda ketahui tentang mengapa Papua berjuang? Siapa musuh orang Papua ? Dan siapa orang asli Papua sebenarnya? Yang di kutip dihaimoma.com.
Pertama satu hal yang perlu di catat masyarakat Indonesia adalah perjuangan Papua untuk merdeka dari negara ini bukan karena kebencian orang Papua terhadap masyarakat Indonesia dan juga bukan melawan masyarakat Indonesia. Perjungan Papua adalah perjuangan melawan sistem negara ini yang menjadi kakitangannya kapitas yang turut menanam benih koloninya di Papua dengan bantuan kekuatan militernya. Selanjutnya menguras habis isi perut bumi Papua.
Perjuangan kita bukanlah suatu perlombaan antar pendatang dan pribumi. Perjuangan kita adalah perjuangan rakyat-bangsa tertindas melawan penindas, yakni penguasa kolonial, kapitalis, beserta semua yang sedang menyukseskan (memperkokoh) kepentingannya. Kita berjuang dengan bermartabat untuk mengakhirinya dengan bermartabat. -Viktor Yeimo-
Kedua perjuangan Papua untuk merdeka adalah Hak mendasar bagi orang Papua. Ya. Karena merdeka di atas tanah air leluhur sendiri merupakan hak yang melekat pada segalah bangsa.
Ketiga Papua berjuang dan menuntut merdeka karena kebenaran sejarah bangsa Papua yang telah dimanipulasi oleh Amerika, Indonesia, Belanda, dan PBB demi kepentingan sumber daya alam Papua.
Keempat perjuangan Papua untuk merdeka adalah bukan hanya terbatas pada kesamaan ras, agama, dan bangsa. Yang disebut bangsa Papua adalah orang yang tinggal di Papua, bersuara demi apa yang benar dan bergabung menyuarahkan tuntutan dan rintihan masyarakat Papua tanpa melibatkan kepentingan apapun didalamnya.
Soal siapasih Orang Asli Papua (OAP) telah diatur dalam UU OTSUS 21/2001, Pasal 1 Ketentuan Umum huruf "t" “Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh Masyarakat Adat Papua”
Soal siapasih Orang Asli Papua (OAP) telah diatur dalam UU OTSUS 21/2001, Pasal 1 Ketentuan Umum huruf "t" “Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh Masyarakat Adat Papua”
Dari kutipan di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Orang asli Papua adalah mereka yang terlahir dari keluarga kedua orang tuanya sama-sama orang asli Papua dan secara langsung mengikat mereka dengan warisan tanah dan budaya. Termasuk didalamnya Marga yang secara langsung mengitak mereka menjadi bagian dari orang Papua bangsa Melanesia.
2. Orang asli Papua adalah mereka yang hanya berayahkan orang asli Papua tetapi ibunya non Papua. Di dalam mereka mengalir dara orang Papua dan mereka memiliki hak mendasar yang sama dalam mendapat warisan berupa tanah dan marga dan juga secara langsung mengikat mereka sebagai bagian dari orang Papua bangsa Melanesia.
3. Orang asli Papua adalah mereka yang terlahir dari rahim perempuan Papua. Pada poin ini kita sebagai anak Papua yang terlahir dari seorang ibu Papua harus mengakui mereka sebagai orang asli Papua. Artinya, mereka yang berayahkan non Papua tetapi ibunya orang Papua juga termasuk dalam orang asli Papua.
Kita terlahir dari rahim perempuan Papua dan mereka pun terlahir dari rahim perempuan Papua. Menyangkal mereka sama halnya dengan menyangkal rahim mama Papua yang notabenenya kita pun terlahir dari rahim perempuan Papua.
4. Mereka yang berbeda ras agama atupun bangsa tetapi menyuarahkan aspirasi politik rakyat Papua untuk merdeka dan dengan hati, mati dan hidup demi perjuanga Papua tanpa kepentingan pribadi di dalamnya. Mereka adalah merupakan orang Papua. Orang dengan tipe ini secara langsung menjadi bagian dari orang Papua. Hal ini sebagaimana dalam kutipan UU di atas. Tanah dan bangsa Papua secara langsung menempatkan dan menobatkan mereka sebagai bagian dari orang asli Papua.
Kelima perjuangan kemerdekaan Papua adalah perjuangan bersama. Bukan persoalan ras, agama, dan bangsa. Perjuangan Papua adalah perjuangan tentang harkat dan martabat orang Papua yang diPandang sebelah mata.
Lebih mendalam lagi, rakyat Papua harus ingat. Bangsa Papua sejak dahulu tidak mengenal kata rasis. Orang Papua tidak mengenal ko putih dan ko hitam, lebih mendalam lagi tidak ada istilah ko dari pantai dan ko dari gunung.
Istilah-istialah di atas baru kita dengar ketika Indonesia masuk di Papua. Nampaknya, politik pembagian gunung dan pantai untuk memecah belah orang Papua ini berhasil di Papua. Ya. Hal ini karena mindset kita di bentuk oleh penjajah seperti itu. Tujuannya Jelas, untuk membuat jurang pemisah antara kita. Hasilnya Indonesia menang karena kata " ko dari gunung dan ko dari pantai, pelabelan ini kadang tampak jelas di dalam tubuh orang Papua.
Kata-kata ini pun turut mengalahkan pembagian tujuh wilayah adat yang seharusnya dapat di pegang. Dengan demikian masyarakat harus ingat, persoalan Papua bukan masalah "gunung atau pantai, putih atau hitam, ataupun masalah perbedaan agama. Masalah Papua adalah masalah kebersamaan dalam merebut kembali kemerdekaan Papua yang utuh tanpa memandang gunung-pantai, hitam -putih, dan agama. Mari rakyat Papua bersatu baik yang putih- hitam, gunung-pantai dan apapun agamamu. Kalau sudah begitu, saya yakin singa yang ganas dan lantang ini akan malu dan menangis.
3. Orang asli Papua adalah mereka yang terlahir dari rahim perempuan Papua. Pada poin ini kita sebagai anak Papua yang terlahir dari seorang ibu Papua harus mengakui mereka sebagai orang asli Papua. Artinya, mereka yang berayahkan non Papua tetapi ibunya orang Papua juga termasuk dalam orang asli Papua.
Kita terlahir dari rahim perempuan Papua dan mereka pun terlahir dari rahim perempuan Papua. Menyangkal mereka sama halnya dengan menyangkal rahim mama Papua yang notabenenya kita pun terlahir dari rahim perempuan Papua.
4. Mereka yang berbeda ras agama atupun bangsa tetapi menyuarahkan aspirasi politik rakyat Papua untuk merdeka dan dengan hati, mati dan hidup demi perjuanga Papua tanpa kepentingan pribadi di dalamnya. Mereka adalah merupakan orang Papua. Orang dengan tipe ini secara langsung menjadi bagian dari orang Papua. Hal ini sebagaimana dalam kutipan UU di atas. Tanah dan bangsa Papua secara langsung menempatkan dan menobatkan mereka sebagai bagian dari orang asli Papua.
Kelima perjuangan kemerdekaan Papua adalah perjuangan bersama. Bukan persoalan ras, agama, dan bangsa. Perjuangan Papua adalah perjuangan tentang harkat dan martabat orang Papua yang diPandang sebelah mata.
Lebih mendalam lagi, rakyat Papua harus ingat. Bangsa Papua sejak dahulu tidak mengenal kata rasis. Orang Papua tidak mengenal ko putih dan ko hitam, lebih mendalam lagi tidak ada istilah ko dari pantai dan ko dari gunung.
Istilah-istialah di atas baru kita dengar ketika Indonesia masuk di Papua. Nampaknya, politik pembagian gunung dan pantai untuk memecah belah orang Papua ini berhasil di Papua. Ya. Hal ini karena mindset kita di bentuk oleh penjajah seperti itu. Tujuannya Jelas, untuk membuat jurang pemisah antara kita. Hasilnya Indonesia menang karena kata " ko dari gunung dan ko dari pantai, pelabelan ini kadang tampak jelas di dalam tubuh orang Papua.
Kata-kata ini pun turut mengalahkan pembagian tujuh wilayah adat yang seharusnya dapat di pegang. Dengan demikian masyarakat harus ingat, persoalan Papua bukan masalah "gunung atau pantai, putih atau hitam, ataupun masalah perbedaan agama. Masalah Papua adalah masalah kebersamaan dalam merebut kembali kemerdekaan Papua yang utuh tanpa memandang gunung-pantai, hitam -putih, dan agama. Mari rakyat Papua bersatu baik yang putih- hitam, gunung-pantai dan apapun agamamu. Kalau sudah begitu, saya yakin singa yang ganas dan lantang ini akan malu dan menangis.
Sederhanya, orang tua kita tidak mengenal kata-kata rasis seperti di atas. Orang tua kita hanya tahu menanyakan asal daerah jika bertemu dengan suku lain. karena itu sudah sepatutnya kita pun mengikuti jejak mereka.
Sampai di sini dapat kita ketahui bahwa perjuangan Papua tidak terbatas pada kesamaan ras, agama, dan bangsa. Selain itu, yang disebut orang Papua bukan hanya bangsa Melanesia ras negroid tetapi yang disebut orang Papua adalah sebagaimana penjelasan di atas. Perjuangan kemerdekaan Papua bukan karena benci manusianya, dalam artian masyarakat Indonesia tetapi melawan sistem negara Indonesia yang menggendong kapitas untuk menguras alam dan manusia Papua dengan di back-up militer. Perjuangan Papua adalah perjungan merebut kembali hak politik orang Papua yang lahir pada tanggal 19 Desember 1961.
Dari artikel ini kita dapat berkesimpulan bahwa jika selama ini kita beranggapan perjungan Papua hanya milik orang Papua bangsa Melanesia dan ras Negroid maka kita telah membuat ideologi perjungan Papua itu menjadi sempit dan menutup diri terhadap hal-hal positif yang seharusnya kita terima dan manfaatkan.
Dari artikel ini kita dapat berkesimpulan bahwa jika selama ini kita beranggapan perjungan Papua hanya milik orang Papua bangsa Melanesia dan ras Negroid maka kita telah membuat ideologi perjungan Papua itu menjadi sempit dan menutup diri terhadap hal-hal positif yang seharusnya kita terima dan manfaatkan.
Papua bukan milik orang asli Papua berhati Penjajah. Papua bukan milik penjajah.Papua milik orang Papua. Papua milik anak cucu kita di kemudian hari. Papua milik siapa saja yang berhati Papua. Dan Papua adalah milik mereka yang hidup dan mati demi Papua. (dihaimoma.com)
Setelah membaca artikel ini. Apa tanggapan anda?
No comments:
Post a Comment