|
Ilustrasi foto |
ZONAPAPUA - Dunia menulis buku
menjadi hal menarik bagi mereka yang menekuni di bidang ini. Setiap
penulis memiliki bentuk tulisan berbeda-beda. Ada yang memilih menulis buku, makalah, artikel, atau jurnalistik. Genrenya pun ada buku fiksi, buku ajar, buku referensi, dan sebagainya.
Mengulas tentang buku, buku merupakan lembaran kertas yang berisi
berbagai macam informasi. Informasi yang tertuang di dalam buku memiliki
variasi dan pengetahuan yang luar biasa.
Jepang, salah satu negara yang memiliki kesadaran membaca jauh lebih
besar dibandingkan Indonesia misalnya. Tingkat kesadaran minat baca
mendorong masyarakatnya sadar untuk menulis. Mulai dari menulis buku,
menulis jurnal, ataupun melakukan penelitian. Semakin banyak penulis
lahir, semakin banyak tawaran wawasan bagi pembaca. Probabilitas pembaca
juga semakin besar.
Membaca buku menjadi salah satu modal penulis besar. Dengan membaca,
akan memperoleh banyak informasi, ide, gagasan, sudut pandang, dan hasil
analisis yang lebih kritis. Sebagai modal utama menulis buku, buku yang dibaca bisa beragam. Tergantung minat masing-masing penulis. Berikut ini beberapa manfaat menulis buku.
1. Menambah Wawasan
Profesi yang memberikan manfaat bagi orang banyak ada tiga. Yaitu,
profesi sebagai petani, guru, dan penulis. Ketiga profesi memiliki jasa
yang mulia. Seorang penulis misalnya. Penulis yang menyampaikan
pengetahuan bermanfaat dapat mengubah pola pikir seseorang, tanpa
penulis sadari atau pikirkan sebelumnya.
Peluang menulis buku di Indonesia terbilang masih sedikit
dibandingkan negara-negara lain. Dengan kata lain, peluang menjadi salah
satu penulis yang inspiratif masih terbuka lebar. Sebagai penulis, buku
yang kita tulis dibaca dan mampu memberikan manfaat tentu memberikan
kepuasan sendiri.
Selain menambah wawasan untuk pembaca, menulis buku juga bermanfaat
untuk diri sendiri. Arthur Schopenhauer, salah satu ahli filsafat dari
Jerman di tahun 1851 pernah menulis bahwa membaca setara menggunakan
pikiran orang lain, bukan pikiran sendiri. Dengan kata lain, ketika
hendak menulis buku agar berhati-hati menuangkan informasi.
2. Memperkuat Daya Ingat
Menulis buku membantu untuk mengasah daya ingat. Seorang
penulis, dituntut untuk rajin membaca referensi sana dan sini. Semakin
banyak pengetahuan dan sudut pandang.
Ketika seorang penulis membaca dan menuliskannya, ia telah
mengaktifkan kinerja otak kanan dan kiri. Dengan kata lain, otak terus
bekerja aktif yang ternyata mampu meminimalisir terjadi kerusakan
jaringan otak di masa tua.
Jika membiasakan menulis sejak dini, membantu regenerasi saraf-saraf
baru di otak yang berlangsung dari usia dini hingga tujuh tahun. Namun,
teori lain ada yang mengatakan bahwa pertumbuhan saraf baru di otak akan
terus diproduksi hingga usia tua.
Penulis juga memberikan manfaat untuk pembaca buku. Membaca buku
secara teratur membantu mencegah penyakit Alzheimer dan kerusakan otak.
Manfaat lain bagi pembaca adalah membantu meringankan stres, penyakit
jantung, dan mampu meningkatkan konsentrasi.
3. Memperoleh Keuntungan Finansial
Keuntungan menulis buku selain membantu memberikan solusi dan
menggerakan hati dari pembaca satu dengan pembaca yang lain juga
memberikan keuntungan secara finansial. Hasil dari buku yang
diterbitkan, penulis akan memperoleh royalti.
Jumlah royalti tiap penulis berbeda, tergantung dari tingkat
penjualan buku dan kebijakan penerbit. Jumlah royalti untuk penulis
berada biasanya di kisaran 5%-10%. Bahkan, ada juga yang berani memberi royalti sampai 15%.
4. Open Minded
Dengan menjadi penulis buku, pengetahuan yang diperoleh lebih banyak.
Banyaknya pengetahuan inilah yang membentuk karakter dan perilaku
seorang penulis. Penulis bisa memiliki pemikiran open minded.
Open minded merupakan kemampuan untuk menerima segala bentuk
informasi dari luar. Mulai dari ide, pendapat orang lain, dan kritikan
pedas sekalipun bisa diterima dengan bijak.
Dengan kata lain, penulis memiliki sifat terbuka terhadap kritik.
Keterbukaan pikiran inilah yang menjadikan seorang penulis tidak mudah
menjudge sesseorang dan mengusur kesan stereotype.
Penulis yang berpikiran open minded lebih fleksibel, mudah menyesuaikan diri, dan mempengaruhi orang lain lewat tulisan. Penulis yang open minded
memiliki gaya tulisan yang lebih menarik, menyenangkan, dan membukakan
cakrawala pemikiran pembaca. Tulisan yang tertuang pun lebih berbobot
dan tidak berat sebelah.
5. Disegani
Jordan E. Ayan mengatakan bahwa dari semua jenjang pendidikan telah
diajarkan untuk membaca. Dituntut untuk mencari informasi, bukan untuk
memahami bahwa membaca berpengaruh positif terhadap kreativitas. Saat
membaca, tertuma saat membaca buku menarik, secara alam bawah sadar,
muncul rasa kagum terhadap penulis dan disegani.
Secara teknis, penulis seorang egaliter. Sedangkan dari sisi design,
penulis sebagai solitare dan secara prototype, penulis adalah sosok
orang genius. Pembaca yang tertarik dengan buku penulis, akan
memunculkan rasa ketertarikan dan rasa penasaran.
Itu sebabnya, dibelakang buku selalu disertai biografi singkat
penulis. Fungsinya selain sebagai identitas penulis, juga upaya mengenal
ke pembaca.
6. Mengabadikan Gagasan
Menulis buku merupakan upaya mengabadikan diri. Apa
yang kita pikirkan, apa yang kita temukan, dan apa yang kita analisis
diabadikan dalam bentuk buku. Setidaknya, satu karya buku akan membantu
penulis 20 tahun yang akan datang, pernah membahas tentang ide ini.
Mengingat, kekuatan otak dalam menampung dan mengolah informasi sangat
luar biasa.
Mengabadikan gagasan menjadi salah satu upaya mencatat ide-ide yang
terlintas di otak. Kenapa perlau di abadikan? Karena kemampuan otak yang
luar biasa, kita perlu yang namannya meninggalkan arsip secara cetak
berupa buku. Setidaknya, dengan cara menulis buku memory yang tertuang tidak mudah menguap lupa.
7. Branding
Memiliki kemampuan menulis buku tidak dimiliki oleh semua orang. Bagi
mereka yang tidak memiliki keterampilan menulis, dan bekerja di dunia
pendidikan, mengalami kesulitan membranding.
Menulis buku menjadi salah satu cara mem-branding diri dan batu
loncatan ke jenjang berikutnya. Misalnya, seorang dosen ketika
mengajukan sertifikasi dan naik pangkat sangat terbantu apabila telah
memiliki karya sendiri. Terutama, karya berupa buku. Meski tidak menutup
kemungkinan tulisan lain seperti jurnal ilmiah.
8. Investasi Masa Depan
Menulis buku dapat dianggap sebagai upaya investasi. Investasi
dunia dan akhirat. Bentuk investasi dunia bisa berupa ketenaran dan
kemapanan finansial (bagi buku yang sukses dipasaran). Sedangkan
investasi di akhirat, berupa pahala. Kebaikan yang diberikan pada orang
lain akan kembali kepada kita di alam akhirat kelak.
Itulah 8 alasan kenapa harus menulis buku. Jika Anda memiliki
ketertarikan, passion dan bakat di dunia menulis, tidak ada salahnya
untuk mengembangkan dan memaksimalkannya. Penulis adalah salah satu
profesi yang fleksibel. Profesi ini bisa dijadikan sebagai profesi
sambilan yang memiliki banyak sekali manfaat. Semoga tulisan ini
bermanfaat. Selamat berkarya.
Referensi :
- http://altapridi.blogspot.co.id/2013/09/Cara-Mengirimkan-Naskah-Ke-Penerbit-Gramedia-Pustaka-Utama.html
- https://penerbitbukumurah.wordpress.com/2011/11/26/tiga-manfaat-menulis-buku/
- http://www.menulispopuler.com/apa-manfaatnya-menulis-buku.html