Ilustrasi foto |
ZONAPAPUA - Pencapaian tertinggi dalam sebuah karya ilmiah adalah ketika
dipublikasikan. Dengan publikasi jurnal ilmiah tidak hanya sebagai
prasarat akreditasi melainkan juga memperkaya literasi keilmuan yang
ada. Meskipun demikian dalam publikasi sebuah karya ilmiah terdapat
beberapa etika yang perlu diperhatikan. Hal tersebut sebagaimana
disampaikan oleh Mikarajudin Abdullah dalam Bahan Tayang Menulis Makalah
Ilmiah untuk Publikasi, diantaranya yaitu, satu hasil penelitian hanya
boleh diterbitkan sekali. Dimana sebuah tulisan yang sama tidak dapat
diterbitkan dalam jurnal atau proceedings yang berbeda meskipun tulisan
tersebut merupakan hasil karya sendiri. Apabila hal tersebut dilakukan
maka akan masuk dalam kategori self plagiarism.
Salah satu bentuk publikasi ilmiah adalah jurnal. Tidak semua artikel
hasil penelitian dapat dikatakan sebagai jurnal ilmiah. Jurnal atau
dapat disebut juga sebagai majalah ilmiah wajib memenuhi persyaratan
administratif sebagai berikut: (a) Memiliki Internasional Standard Serial Number (ISSN);
(b) Memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (c) Diterbitkan
secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam satu
tahun, kecuali majalah ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi,
dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun; (d) Bertiras tiap kali
penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali majalah
ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal) dan majalah ilmiah yang menerapkan sistem daring (online)
dengan persyaratan sama dengan persyaratan majalah ilmiah tercetak; dan
(e) Memuat artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit
lima, selain dapat ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang
dibatasi paling banyak tiga buah.
Sebelum melakukan penulisan artikel pada jurnal ilmiah biasanya akan
melakukan telaah pustaka terkait dengan teori dan penelitian terdahulu
sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi masalah penelitian. Metode
ini disebut dengan literature review, hal ini bertujuan untuk pertama, menunjukkan posisi penelitian yang dilaporkan pada artikel terhadap penelitian-penelitian lain pada bidang yang sama. Kedua, memberikan gambaran yang jelas kemajuan apa yang diperoleh dari penelitian yang dituliskan pada artikel. Terakhir,
membantu pembaca untuk membuat kesimpulan akan kontribusi penting yang
diberikan oleh penelitian pada artikel yang ditulis (Samadhi, 2016).
Untuk lebih mudah melakukan literature review dalam menulis jurnal ilmiah, berikut beberapa sumber yang perlu Anda ketahui:
- Artikel Pada Jurnal
Hasil penelitian yang telah dilakukan, baik penelitian lapang maupun
kajian pustaka yang ditulis dengan memperhatikan kaidah ilmiah yang
telah disepakati. Dalam pemilihan artikel ilmiah usahakan untuk
menggunakan hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam dua sampai
empat tahun terakhir. Untuk mendapatkan jurnal ilmiah yang diinginkan
Anda dapat mencoba mendapatkan jurnal ilmiah yang relevan melalui akses
jurnal secara open source seperti journal finder, First Monday.
- Prosiding Seminar
Pada dasarnya prosiding seminar hampir sama dengan jurnal ilmiah,
bedanya prosiding seminar lebih merupakan hasil dari konferensi ilmiah.
Dimana makalah-makalah dari suatu seminar ilmiah dikumpulkan untuk
selanjutnya diterbitkan. Meskipun demikian, prosiding seminar yang
ilmiah tetap harus melalui proses editing dan memiliki ISBN. Prosiding
seminar atau pertemuan ilmiah lainnya adalah buku yang selain memiliki
ISBN atau ISSN juga memenuhi kriteria : (a) Ada Tim Editor yang terdiri
atas satu atau lebih pakar dalam bidang ilmu yang sesuai, dan (b)
Diterbitkan dan diedarkan serendah-rendahnya secara nasional.
- Buku
Sebagai salah satu sumber literatur, buku adalah lembaran yang berisi
suatu pembahasan dengan subtansi pada bidang ilmu tertentu. Buku
referensi dapat berupa hasil penelitian ilmiah terdahulu atau bisa juga
berisi tentang konsep dasar suatu bidang ilmu. Penggunaan buku sebagai
referensi juga harus tetap memperhatikan tahun terbit sehingga tetap
relevan dengan topik bahasan.
- Tesis dan Disertasi
Terdapat sedikit perbedaan antara tesis dan disertasi. Dimana tesis
seringkali diartikan sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang
menjadi prasyarat dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Sementara,
disertasi merupakan bentuk karya ilmiah untuk jenjang pendidikan S3.
Sebagaimana Keputusan Mendikbud No.212/U/1999 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Doktor, menyebutkan bahwa disertasi adalah karya
tulis akademik hasil studi dan/atau penelitian mendalam yang dilakukan
secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu
pengetahuan atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang
sementara telah diketahui jawabannya atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal-hal yang dipandang telah mapan
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang dilakukan calon
doktor di bawah pengawasan para pembimbingnya. Terlepas dari perbedaan
tersebut, keduanya merupakan karya tulia akademik yang belum
terpublikasi sehingga hasilnya kurang kuat.
- Internet
Sebagai sumber literatur elektronik terdapat beberapa beberapa hal
yang perlu diperhatikan sebelum menggunakannya sebagai rujukan sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dalam karya tulis ilmiah.
Beberapa syarat tersebut yaitu: (a) Artikel yang dimuat oleh portal
media massa yang kredibel; (b) Data atau informasi yang dimat oleh situs
resmi dari Kementerian/Lemabaga/Pemerintah Daerah. Misalnya data
tentang jumlah penduduk usia produktif dari BPS; (3) Blog dari pakar
yang ahli dalam bidangnya; (4) Situs resmi suatu organisasi baik
nasional maupun internasional, misalnya data pelanggaran HAM menurut
Kontras atau data-data dari situs World Bank, WHO; (5) Apabila ingin
mengakses jurnal elektronik maka akan lebih baik memilih jurnal yang
memiliki sistem open access journal. (penerbitdeepublish.com)
No comments:
Post a Comment