Suku Kamoro (foto IST) |
JAYAPURA, ZONAPAPUA – Perwakilan masyarakat Suku Kamoro
dan Suku Amungme di Timika meminta kepada Pemerintah Indonesia agar
mengambil langkah tegas dengan menutup operasi PT Freeport Indonesia
yang sudah merugikan masyarakat lingkungan sekitar tambang.
Kerugian
dan dampak buruk yang dirasakan masyarakat sekitar mulai dari tempat
berkebun, tempat berburu, tempat adat sampai tempat sakral Suku Kamoro
dan Amungme yang telah terkontaminasi bahan-bahan kimia.
Hal itu
disampaikan oleh salah satu tokoh adat Suku Kamoro, Daniel Beana, dalam
pertemuan dengan perwakilan Pemerintah Pusat di Kantor Staf Presiden,
Jakarta, Selasa (07/03/2017) kemarin.
“Tanah yang dapat digunakan
untuk hidup sudah mengandung kimia, alam rusak, gunung berlubang. Saya
tidak pernah dapat apa-apa dari Freeport, saya malah diinjak-injak.
Jadi, atas nama Tuhan saya menuntut Freeport ditutup,” tegas Daniel, dikutip di media HarianPapua.com.
Daniel
datang ke Jakarta bersama dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat Papua
lainnya untuk menyampaikan apa yang mereka rasa selama ini. Apalagi Suku
Kamoro dan Amungme merupakan masyarakat yang tinggal paling dekat
dengan lokasi kerja PT Freeport Indonesia.
Permintaan Freeport
untuk ditutup juga disampaikan Damaris Onawame, pemimpin perwakilan
kedua suku yang bertemu Pemerintah kemarin. Ia mengungkapkan selama ini
yang menjadi korban bukan karyawan Freeport, namun Suku Kamoro dan
Amungme.
“Jangan hanya terpengaruh dengan PHK para karyawan,
selama Freeport keruk kekayaan alam di negri kami, kita orang asli
disini yang kena dampak. Maka itu, tak ada alasan lagi Freeport harus
tutup selamanya,” ujar Damaris.
Petronela Baho, tokoh masyarakat
Papua lainnya mengharapkan agar Pemerintah tidak terpengaruh dengan
‘ancaman’ Freeport yang main PHK karyawan karena selama ini korban
sebenarnya adalah masyarakat adat secara khusus Suku Kamoro dan Suku
Amungme.
Di hari yang sama kemarin, 200-an karyawan Freeport dari
Timika datang dan berdemo di Jakarta menuntut Pemerintah tidak memaksa
Freeport menerima Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Menurut mereka,
IUPK sama saja dengan Pemerintah menutup mata pencaharian keluarga
karyawan Freeport karena menimbulkan dampak PHK.
No comments:
Post a Comment